Oleh : Syeikh Mulia di Ketinggian.
Kondisi yang paling berat dihadapi manusia di muka bumi ini, adalah menjadi Pengangguran. Kepada individu yang berada pada kondisi itu disebut dengan Penganggur-an. Karena beratnya memikul status menjadi penganggur, seorang jendral terkuat sekalipun, takut, dan ngeri menyandang status pegangguran itu. Apalagi seorang yang sedang bekerja. Menganggur adalah momok yang sangat dicemaskannya.
Menganggur atau berstatus pengangguran, kerap membuat orang strees. Salah satu dampaknya tidak sedikit keluarga yang bercerai karena tidak pandai menyikapi saat menganggur.
Dari beberapa sumber pengangguran didefinisikan : Menurut Sukirno (2010), pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
- Menurut Kaufman dan Hotchkiss (1999), pengangguran adalah suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan.
- Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
- Menurut Simanjuntak (1985), pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
- Menurut Jhingan (2014), pengangguran adalah suatu keadaan dimana adanya pengalihan sejumlah faktor tenaga kerja ke bidang lain yang mana tidak akan mengurangi output keseluruhan sektor asalnya atau dikatakan bahwa produktivitas marginal unit-unit faktor tenaga tempat asal mereka bekerja adalah nol atau hampir mendekati nol atau juga negatif.
Jenis-jenis Pengangguran :
Jenis-jenis Pengangguran itu terjadi disebabkan oleh diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu:
1.Pengangguran Konjungtur atau Siklis (cyclical unemployment). Jenis pengangguran ini berkaitan dengan kemunduran atau anjloknya kegiatan perekonomian.
2. Pengangguran struktural. pengangguran yang karena terkait dengan strategi pembangunan sebuah negara. Pengangguran structural ini terjadi akibat perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian.
3. Pengangguran normal atau friksional. Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pelamar kerja.Dengan kata lain pengangguran terjadi karena pencari kerja masih mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan atau keahliannya. Faktornya bisa macam macam, termasuk kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan .
4. Pengangguran Musiman. Pengangguran yang terjadi akibat pergantian musim. Adanya waktu yang tidak terpakai karena tidak ada pekerjaan dari musim yang satu ke musim lainnya. Contohnya di sektor pertanian dan perikanan. (https://www.kajianpustaka.com/)
Oleh sebahagian orang, pengangur selalu dipandang rendah, mau terhadap para pengangguran jenis apapun Karena orang yang menganggur dianggap tidak potensial, tTidak kreatif dan tidak terpakai untuk menjadi manusia produktif, bahkan dilekatkan pula sebagai manusia yang pemalas.
Sejatinya semua itu tidak mesti terjadi. Apabila sebagai penganggur menyadari Rahmat apa sesungguhnya yang diberi Allah pada kita. Kita tidak mesti ikut merendahkan diri sendiri dengan merasa tidak berguna. Apalagi bersikap putus asa dan hilang harapan, dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Apalagi hingga melarikan diri ke akohol ataupun Narkoba, mabuk mabukan.
Sikap dan pendapat seperti itu adalah keliru. Sikap dan prilaku demikian itu pertanda kurangnya ilmu. Seseorang itu. Bukankah Rahmat Allah itu demikian luasnya dan kita tidak boleh lupa itu. Sebagai hambaNya kita wajib berprasangka baik kepada Allah. Dan sebaliknya kita jangan berfikir bahwa adanya rezki, jika kita bekerja. Dan uang itu diperoleh apabila profesi kita ada .
Oleh tekanan pengangguran demikian, tidak sedikit diantara manusia berprasangka buruk kepada Allah, menilai Allah sudah tidak lagi menyayanginya dan menyimpulkan status pengangguran yang menimpanya sebagai hukuman Tuhan.
Tidak demikian adanya. Prasangka dan kesimpulan demikian adalah. Sebab orang yang menganggur adalah orang yang sedang dikayakan Allah dengan waktu. Dia punya banyak waktu, dan merdeka menggunakan waktu itu ke mana dia kehendaki.
Tidak sama dengan kebanyakan orang yang sibuk dengan pekerjaannya – yang tidak merdeka dalam hal waktu. Sehingga banyak yang mengeluh dan merasa tidak punya waktu. Bahkan orang kaya sekalipun sering merasa tidak punya waktu. Mereka mengeluh karena kurangnya waktu yang dia punya. Sehingga banyak yang mau membayar orang lain dengan gaji yang besar , supaya dia mempunyai waktu yang cukup untuk memerdekakan dirinya dari belenggu waktu. Demikian berharganya waktu itu bagi mereka.
Itulah sebabnya banyak orang berkata, “Waktu adalah uang.” Atau “Waktu ibarat pedang tajam, yang dapat dijadikan senjata guna meraih kemenangan.” Pantas Allah sampai bersumpah dalam Surat Wal asri. Demi masa atau waktu. Allah katakan merugilah orang yang tidak pandai mempergunakan waktu.
Hal ini tidak akan terjadi pada seorang penganggur yang menyadari Rahmat Allah berupa waktu yang sangat berharga ini. Sebab orang yang sibuk dan tidak ada waktu saja, bisa kaya. Apalagi orang yang punya banyak waktu. Kalau dia pandai memeneg waktu itu.
Dengan ada dan banyaknya waktu yang kita punyai, kita bisa menolong orang lain. Baik dengan tenaga, pemikiran atau hal hal positif lain yang bermanfaat. Sehingga kita jadi orang berguna.
Atau bagi yang kaya waktu karena menganggur. Kita tentu tidak terhalang untuk banyak bersilaturahmi pada orang lain. Sehingga rezki kita murah dan umur kita dipanjangkan Allah, sebagai manfaat silaturahmi yang telah disampaikan Rasulullah dalam hadistnya.
Rahmat lain dari Allah kepada penganggur, yakni punya banyak waktu untuk meningkatkan ibadah. Bisa ke masjid atau banyak berdzikir di manapun berada. Karena penganggur yang demikian merdeka dengan waktu yang dipunyainya . Dan perlu disadari bahwa Allah telah berjanji bahwa setiap yang melata di muka bumi-Nya ini, Rezki mereka telah dijaminNya .
Kini tentu tergantung pada kita. Bagaimana cara kita memanfaatkan rezki itu. Terutama berupa waktu kita yang banyak. Agar kita berjaya mendapat Rahmat yang barokah sebanyak bnyaknya dari Allah. berpandai-pandailah memanfaatkan waktu itu.
Akan tetapi apabila sebagai penganggur, tidak tahu bahwa sedang dikayakan oleh Allah, Sudah tentu semua jadi sia-sia. Sehingga waktu yang dimiliki hanya tersia-sia dan habis buat mengeluh berkepanjangan. Merasa diri tidak berguna.
Ini tentu sama saja dengan orang kaya yang tidak tahu guna harta. Harta itu jadi terbuang percuma. Dia tidak bahagia. Dan waktunya juga habis.
Atau orang yang diberi pekerjaan tetap, tapi tidak paham kenapa dan untuk apa dia diberi pekerjaan atau jabatan itu. Sehingga waktu menjadi mubazir dengan tidur tiduran dan kelalaian.
Atau waktu yang dia miliki itu dijadikannya untuk mengayakan dirinya. Dengan memanfaatkan jabatan guna mengambil yang bukan haknya. Apakah ini tidak lebih jahat dan hina, jika dibandingkan penganggur yang dianggap rendah karena tidak punya profesi yang jelas?
Facebook Comments