BerandaPendidikanRuang MahabbatullahIstidraj Jebakan Tersembunyi Durhaka Pada Allah

Istidraj Jebakan Tersembunyi Durhaka Pada Allah

Oleh : Syeikh Mulia di Ketinggian.

Istidraj adalah suatu hal yang perlu  diwaspadai oleh kaum Muslim. Sebagian kalangan memaknai Istidraj sebagai jebakan atau tipu daya tersembunyi berupa nikmat yang disegerakan.

Sebagian ulama lagi mengatakan Istidraj adalah kedurhakaan terhadap Allah, terpedaya dengan ketenangan waktu, mengandung penundaan siksa atas kewajiban sampai kepadanya.

Dengan kata lain Istidraj yaitu bertambahnya nikmat Allah, tapi menjadi penyebab kehancuran. Karena lupanya seseorang mensyukuri nikmat yang mengalir deras dari Allah.

Istidraj
Syeikh Mulia di Ketinggian

Orang yang kena istidraj semakin hari, semakin lupa kepada Allah. Dia mulai merasa, bahwasanya segala sesuatu nikmat yang diperolehnya itu datang dan berasal atas usaha kerja kerasnya sendiri. Segala nikmat yang ad aitu adalah upaya yang diraihnya sendiri dan samasekali bukan lagi karena rahmat Allah.

Penyakit istidraj berawalnya adalah timbulnya malas beribadah. Tapi rajin bekerja atau berusaha. Sampai akhirnya ia lengah. Selanjutnya ia tidak lagi pernah beribadah kepada Allah. Bahkan tidak ingat sama sekali kepada Allah.

Akan tetapi sebaliknya orang yang kena istidraj biasanya sangat rajin bersedekah. Karena menurutnya dari sedekah-sedekahnya itu dia merasa mendapat manfaat besar atas nikmat yang diperoleh saat itu. Dalam fikirannya, Allah pasti membalas sedekahnya tersebut berlipat-ganda. Fikiran semacam itulah yang menjadi motivasinya untuk selalu bersedekah. Harta bendanya akan terus bertambah karena  tersebab rajin bersedekah.

Selanjutnya timbulah fikiran ” buat apa shalat?. Yang penting berbuat baik. Bersedekah yang banyak, pasti rezeki lancar.” Asumsi atau anggapan seperti inilah yang disebut “istidraj.”

Terhadap individu Muslim demikian, Allah akan terus memberi kenikmatan demi kenikmatan di dalam kehidupannya. Sesungguhnya, kenikmatan itu, sejatinya membawa petaka bagi diri yang bersangkutan. Karena dibalik setiap denyut kehidupan kita ada Allah. Oleh orang yang terkena penyakit istidraj dimkasud, kesadaran demikianlah yang dilupakannya.

Dalam surat al-an’am ayat 44 yang artinya “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka secara tiba-tiba, Ketika itu mereka terdiam putus asa.”

Hal inilah yang mesti di waspadai oleh setiap muslim.

Beberapa ciri-ciri dari orang yang terkena istidraj .

Pertama .Disaat seseorang mendapat kenikmatan di dunia, ia semakin menjauh dari Allah.   Sementara Allah menambah terus rezekinya. Sehingga ia semakin bertambah kaya raya, dan semakin rajin dan giat bekerja. Seiring dengan kekayaan itu iapun mulai melakukan perbuatan-perbuatan  maksiat. Selanjutnya muncul perasaan seakan-akan  Allah tidak lagi diperlukan, selain bekerja dan terus bekerja.

Kedua . Hilang takutnya berbuat maksiat. Dalam hati menyimpulkan, maksiat tidak maksiat, karirnya sama sekali tidak akan terganggu. Demikianlah suara hatinya berucap.

Ketiga. Jarang sekali sakit, dan merasa selalu sehat dan Vitalitas. Kondisi stamina dan phisik demikian itu merupakan pertanda bahwa Allah sudah tidak menginginkan lagi dosa orang itu berkurang. Sebab makna penyakit bagi seseorang itu adalah sebagai penghapus dosa.

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”

Demikianlah bagi yang terkena istidraj . Allah tidak berkenan lagi menolong menghapsus dosa-dosanya melalui sakit.

Dengan begitu perlu disadari oleh sesiapa saja yang mendapat nikmat rezki yang semakin lancer, atau karir semakin bagus. Tapi ibadah terasa semakin menurun. Itu pertanda syetan sedang menyeret kita agar jatuh kelembah istidraj. Waspadalah !.

 

Facebook Comments

- Advertisement -
Must Read
- Advertisement -
Related News