BerandaDaerahPayakumbuhBos PO. Sarah Suka Memeras Permalukan Konsumen dan Para Supir

Bos PO. Sarah Suka Memeras Permalukan Konsumen dan Para Supir

Tanjungpati I Kaba Sumbar.net –  PO. Sarah. sangat sedikit warga Payakumbuh dan Limapuluh kota yang tidak mengenalnya. Bis penumpang umum trayek Payakumbuh – Padang itu, PO. ini termasuk angkutan penumpang umum yang laris dibanding PO lainnya di daerah setempat.

Di balik larisnya PO. Sarah, ternyata perusahaan ini dinakhodai , Ida, seorang perempuan bengis, yang oleh para supir dikenal mata duitan yang suka memeras konsumen maupun pengemudi.  Sebagaimana yang dialami salah seorang pengguna jasa, sebut saja namanya ibu Upik Aisyah ( 62 tahun), pada Rabu (12/7) malam.

Po. Sarah

Upik Aisyah dipaksa Bos PO. Sarah harus membayar kiriman barangnya di luar tarif yang lazim diberlakukan para Supir PO. Sarah. Tidak sampai di situ, Ida bahkan menyerang Upik dengan kata-kata caci maki, ketika ibu Upik menawar tarif yang dimintanya.

Kepada awak media, ibu Upik mengungkapkan kekecewaannya pada pemilik PO. Sarah, karena dipermalukan di depan para supir yang ada di rumah Ida, di Tanjungpati- Limapuluh-Kota. Caci maki dan sumpah serapah yang dilontarkan Ida itu, dapat diredakan oleh salah seorang pengemudi seraya menyampaikan permohonan maaf pada ibu Upik dan suami yang mendampinginya.

Malam itu, Ibu Upik, mendatangi Full PO. Sarah di Tanjung Pati (pukul 19.15 Wib) untuk menjemput kiriman beras adiknya dari Buayan Lubuk Alung. Karena sorenya hari hujan, supir bis sarah BA. 7033 menitipkannya ke rumah Bos yang berada di belakang Loket Tanjung Pati Limapuluh Kota.

Ida, Bos PO. Sarah, langsung menetapkan tarif beras senilai Rp.100 ribu pada ibu Upik. Lazimnya Tarif yang dikenakan para Supir disetarakan dengan tarif  penumpang yakni Rp 30 ribu/kursi. Ketika ibu Upik menyampaikan permintaan ongkos untuk dikurangi, Ida langsung naik pitam, seraya melemparkan ucapan yang tidak pantas dan mengatakan dengan nada tinggi dan keras “ kalau Ibuk tidak sanggup membayar, tidak usah bayar “

Ucapan  kasar dan suara keras Ida itu, mengundang kaingintahuan sejumlah supir. Di hadapan para supir, Ida semakin  keras mengata-ngatai ibu Upik.

Tidak ingin dipermalukan dan berpanjang-panjang, ibu Upik langsung menyerahkan uang sejumlah yang dimintanya. Ternyata Ida tidak berhenti mengata-ngatai ibu Upik. Seorang supir, mencoba mengetengahi dan membujuk ibu upik untuk meninggalkan Ida yang lagi sewot, seraya menyampaikan permintaan maaf pada ibu Upik.

Ibu Upik  yang merupakan langganan PO. Sarah itu, mencari tau, di balik prilaku Ida yang tidak pantas terhadap pengguna jasa Bis warna biru itu. Ia menelpon sejumlah supir yang memang banyak dikenalnya, malam itu juga.

Menurut pengakuan para Supir PO. Sarah, Ida, bos mereka itu memang kasar dan cenderung tidak punya etika. Tidak heran jika banyak supir yang gonta ganti, berhenti dari Po itu.

Ida suka memaki-maki para supir, jika ada jawaban yang tidak berkenan jika ia bertanya. Terlebih lagi menyangkut uang. Kami para supir dan agen, seperti tidak punya harga sama sekali. Di hadapan orang-orang, Ida seenak perutnya mengata-ngatai kami.

Jika ada supir yang minta perbaikan Bis yang alami rusak, Ida tidak segan-segan mengata-ngatai kami para supir.  ” Dari pada mendapat kata-kata yang kasar”, maka kami para supir lebih memilih, menerima kekesalan para penumpang karena alami keterlambatan sampai ke tujuan, ungkap supir yang lain pula.

Tidak mengherankan jika para supir lebih memilih, tidak membawa uang ke rumah ketimbang, menangguhkan setoran Bis Rp. 300 ribu setiap harinya, ungkap salah seorang Supir yang tidak ingin identitasnya dipublikasikan.

“Jika ada titipan barang dari pelanggan, semua tarif yang mencekik itu, diambilnya sendiri”. Para supir yang telah bersusah payah menyandang ke atas Bis, sama sekali tidak dapat apa-apa. Para supir kerap dijadikan alasan bahwa tarif itu, adalah atas permintaan Supir.

Melalui awak media, Ibu Upik menghimbau para pengguna jasa transpotasi Po itu, untuk menghindari bertaransaksi dengan Bos Sarah. Sebaiknya langsung saja ke para Supir. Sebab, rata-rata Supirnya ramah dan baik-baik. Tidak seperti bosnya Ida yang berprilaku kurang etika, Pungkasnya.  (* )

Facebook Comments

- Advertisement -
Must Read
- Advertisement -
Related News