Sarilamak|Kabasumbar.net – Masyarakat Jorong Buluhbasok mengeluhkan kondisi pembangunan infrastruktur di daerah mereka yang belum juga kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota. Seakan menutup mata, pemerintah kabupaten limapuluh kota tampak tidak peduli dengan masyarakatnya sendiri
Sebelumnya, masyarakat jorong Buluhkasok mengecam habis-habisan pemerintah Limapuluh kota yang telah 3 tahun berjanji akan memperbaiki jalan amblas menuju daerah tersebut.
Tidak hanya jalan ambruk. Jembatan yang merupakan satu-satunya sarana penghubung bagi masyarakat jorong Buluhkasok kini juga telah rusak parah. Lantainya yang dari papan kini telah lapuk dan berlubang. Bahkan, sudah ada beberapa orang anak sekolah dan warga jadi korban yang terjatuh akibat kondisi yang demikian.
Sedangkan, pemerataan Pembangunan dari segi infrastruktur menjadi impian bagi masyarakat jorong buluhkasok, agar mereka juga bisa menikmati sarana dan prasarana yang memadai.
Kata salah seorang warga yang Buluhkasok yang tinggal di dekat jembatan tersebut.
“Jika jembatan itu tidak cepat diperbaiki, kemungkinan besar jembatan tersebut akan tidak bisa lagi difungsikan oleh kami masyarakat jorong buluhkasok. Apalagi jika malam tiba, karena tidak adanya lampu jalan sebagai penerang, saya khawatir akan memakan korban lebih banyak lagi.” Tambahnya.
“Entah sudah berapa periode pergantian bupati. Namun kondisinya jalan dan jembatan tetap seperti ini. Kami masyarakat jorong Buluh Kasok sangat berharap sekali kepada pemerintah kab 50 kota untuk menindak lanjuti bagaimana mestinya”
“Kondisi jembatan yang ada di Jorong Buluhkasok sekarang sangat memprihatinkan sekali. Jembatan yang di bangun sekitar tahun 80an itu, sekarang sudah tidak layak lagi untuk di lewati Kendaraan roda 4 dan roda 2”
“Kalau bisa papan itu diganti dengan coran agar jalan dan jembatan layak untuk di lewati warga.” Ucap Edison Kepala Jorong Buluh Kasok saat ditemui awak media.
“Daerah kami memang agak terpelosok dan terlisolir. Karena berada di balik bukit jika dilihat dari kantor Dewan dan Kantor Bupati. Tapi ini adalah jalan lintas antar propinsi. Sudah selayaknya mendapat perhatian”
“Ditambah lagi, Kecemasan orang tua terhadap anak-anak mereka yang harus melewati jembatan itu untuk pergi ke sekolah. Begitu juga masyarakat yang hendak pergi ke pakan Jumat (pasar jumat)”
“Agar Masyarakat daerah ini tidak menilai Pemerintah kabupaten Limapuluh kota seakan menutup mata dengan kondisi masyarakatnya sendiri.” tambah Edison menjelaskan.
“Kemaren-kemaren ini kami sudah bangga dengan adanya program yang dicanangkan Bupati Limapuluh Kota Syafaruddin Dt Bandaro Rajo. Yaitu ‘Membangun dari Pinggir.”
“Artinya dengan program itu, Jorong Buluhkasok menjadi salah satu prioritas pembangunan. Seperti yang kita ketahui, secara administrasi jorong buluhkasok merupakan daerah terpinggir dari kabupaten Limapuluh kota dan berbatasan langsung dengan pangkalan Kapeh,Kampar kiri (Provinsi Riau). Tapi kenyataannya sampai saat ini, belum juga ada tanda tanda kami jadi perhatian Pemerintah.”
“Apakah karena Program Bupati membangun dari pinggir itu tidak dipahami olah dinas-dinas yang jadi bawahannya, atau bagaimana? ini yang kita tidak tahu.” kata jorong muda ini mempertanyakan.
“Disamping daerah terpinggir Jorong Buluhkasok adalah salah satu dari jorong di nagari Sarilamak yang merupakan nagari IKK (Ibukota kabupaten). Sekaligus juga menjadi pusat kabupaten limapuluh kota, dimana pusat perkantoran Pemda limapuluh kota berada”
“Semestinya kita malu dengan tetangga. Masak jalan ibukota kabupaten cuma begini? terang kepala jorong muda ini.
“Jangan hendaknya jorong kami hanya dikunjungi sekali lima tahun saja saat kampanye. Karena kami juga ingin menikmati kemajuan pembangunan. Bukan hanya janji janji”
“Apalagi dua orang dari anggota DPRD adalah putra daerah nagari sarilamak. Informasi tentang jalan ambruk dan jembatan ini, tidak mungkin mereka tidak tahu. Melalui Wali nagari kondisi kami masyarakat Buluh Kasok ini tidak mungkin tidak disampaikan.
“Tapi kenyataanya, jangankan pembangunan. Bahkan untuk berkunjung ke sini saja barangkali mereka enggan. Entah kalau sekarang? Karena orang sudah mau pemilu lagi.” Kata Dt. Bandaro Nan Putiah (65) salah seorang tokoh masyarakat Buluhkasok dengan nada kecewa.
Masyarakat jorong buluhkasok bersama-sama menyuarakan kepada pemerintah untuk tidak janji-janji terus kepada masyarat, sebab janji adalah hutang yang wajib di tunaikan.
Penulis (RK)
Facebook Comments