/Mulyadi Katinggian
Sejenak mari kita kembalikan ingatan ke masa kecil kita. Masih jelas dalam ingatan betapa kedua orang tua kita membesarkan kita dengan penuh kasih dan penuh sayang. Masih dapat dibayangkan, raut wajah lelah mereka bekerja keras guna mencukupi kebutuhan kita, agar kita anak-anaknya sehat dan tumbuh besar seperti saat ini.
Masih segar dalam ingatan, semua kenangan yang membahagiakan saat berada dipangkuan orang tua kita. Meski kelelahan menggerogoti seluruh sendinya, hanya senyum dan pancaran sayang yang mereka perlihatkan pada kita anak-anak mereka. Tak dihiraukannya rasa capek dan langsung menyelimuti kita ketika melihat anaknya tergeletak kedinginan tanpa selimut di malam hari.
Kini orang tua itu sedang menunggu. Di kala tersiar berita di alam barzah sana, tentang akan dibuka Allah tabir antara alam barzah dan kehidupan beberapa hari lagi. Hanya mereka yang beruntung, beramai ramai dapat mengunjungi anak- anak dan saudaranya di malam Lailatul Qadar yang akan datang. Sebaliknya, bagi ibu bapak yang malang, hanya bisa berharap dalam kesedihan dan kerinduannya untuk bisa ikut Bersama lain, dapat mengunjungi orang-orang tercinta mereka, anak-anak, cucu dan sanak famili lainnya di alam dunia ini.
Tentu dapat kita bayangkan. Di dalam semakin kentalnya kerinduan itu, betapa berharapnya orang tua kita agar bisa menemui anak dan keluarganya kembali ke bumi ini, bersama rombongan itu. Walau buat sekedar pelepas rindu, dan membelai mesra si buah hati mereka.
Tentu mereka tahu, bahwa pada umumnya kita tidak dapat melihat mereka. Akan tetapi mereka justru dapat melihat kita dengan nyata. Terutama jika mereka termasuk orang yang berbahagia, yang mendapat kesempatan turun ke bumi di malam itu.
Namun alangkah pilunya hati kedua ibu bapak yang tidak dapat ikut menikmati kesempatan itu, karena mereka miskin amal dan ibadah selama berada di dunia. Mereka kesengsaraan mereka semakin besar dalam belenggu alam berzah di sana.
Kini, di hari magfirah yang penuh ampunan ini. Jika anak anak mereka bersungguh sungguh menjalankan syariat puasa. Dosa diampuni, doa dikabulkan, dan Rahmatpun diberi. Begitu janji Allah buat hamba-Nya yang bertaqwa.
Tentu ada peluang bagi si anak, untuk membebaskan ayah ibunya dari belenggu barzah itu. Dan mendaftarkan orang tuanya, supaya termasuk pada mereka yang merdeka. Sehingga bisa berkunjung ke dunia. Supaya terobati kepiluan hatinya. Dan sirna segala Isak tangisnya.
Sekiranya kita mau jujur dengan diri dan hati kita. Hati kita dapat merasakan kepiluan mereka di alam sana, walau mata tidak melihat kondisi mereka di alam sana. Rasa itu ada tentu bagi yang punya keyakinan kepada Allah dan rasul.
Tidak ada siapapun anak, yang tega melihat kesedihan yang menimpa dua orang tuanya. Apalagi melihat orang tuanya meraung menjerit disiksa di depan matanya.
Facebook Comments