Jakarta, KabaSumbar – Harga Bitcoin hari ini melonjak ke rekor baru di level $105,000 atau sekitar Rp1,7 miliar (kurs Rp16.528 per dolar AS) pada Kamis (15/5), dan pada 16 Mei 2025 tercatat di $104,162 (Rp1.719.501.641), naik tipis 0,76% dalam 24 jam terakhir.
Kenaikan harga Bitcoin hari ini didorong oleh inflasi AS yang melandai, permintaan institusi besar, meredanya ketegangan perdagangan AS-China, dan prediksi optimistis dari Arthur Hayes, pendiri BitMEX, yang menyebut Bitcoin berpotensi mencapai $1 juta antara sekarang hingga 2028.
Pergerakan Harga Bitcoin Hari Ini dan Data Pasar
Menurut data CoinMarketCap, kapitalisasi pasar Bitcoin kini mencapai $2.06 triliun, dengan volume perdagangan 24 jam terakhir naik 12% menjadi $50.97 miliar. Harga Bitcoin hari ini sempat menyentuh level terendah Rp1.680.359.953 dan tertinggi Rp1.726.639.191 dalam periode ini.
Sementara itu, data dari Bureau of Labor Statistics (BLS) mencatat Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada April 2025 sebesar 2,3% secara tahunan, turun dari 2,4% pada Maret, menandakan inflasi terendah sejak Februari 2021.
Penurunan ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga, mendorong aliran dana ke aset berisiko seperti Bitcoin.
Baca Juga : 11 Pelajar Padang Lolos Seleksi Paskibraka, Pesan Haru Wali Kota
Permintaan Institusi Besar Dorong Harga Bitcoin Hari Ini
Permintaan institusi besar menjadi pendorong utama kenaikan harga Bitcoin hari ini. Perusahaan finansial menyumbang 36% dari total pembelian Bitcoin oleh bisnis, diikuti oleh sektor teknologi (16,8%) dan konsultan (16,5%).
Salah satu pembelian terbesar tahun ini dilakukan oleh MicroStrategy (MSTR), yang mengakuisisi 13.390 BTC senilai $1,34 miliar. CEO Indodax, Oscar Darmawan, menilai tren ini mencerminkan kepercayaan yang meningkat terhadap Bitcoin sebagai alat lindung nilai dan investasi jangka panjang.
“Dengan inflasi yang lebih rendah, investor merasa lebih yakin bahwa kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed akan segera berakhir. Hal ini membuka peluang bagi dana yang sebelumnya tidak bergerak untuk masuk ke aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin,” ujar Oscar.
Baca Juga : Revolusi Blade Battery BYD: Efisiensi, Daya, Inovasi!
Faktor Global dan Regulasi Pendukung Harga Bitcoin Hari Ini
Oscar juga menyoroti meredanya ketegangan perdagangan AS-China pasca-kesepakatan tarif.
“Perang tarif yang sempat memanas di awal tahun 2025 kini mulai reda. Ini menciptakan rasa aman di kalangan investor, termasuk di pasar kripto, sehingga minat terhadap Bitcoin meningkat,” katanya.
Ia menambahkan bahwa regulasi kripto yang semakin jelas, termasuk di Indonesia melalui dorongan OJK, turut mendukung stabilitas pasar. “Di Indonesia, OJK terus mendorong regulasi yang lebih baik untuk menjaga pasar kripto tetap sehat dan terawasi,” jelasnya.
Prediksi Arthur Hayes: Harga Bitcoin Menuju $1 Juta
Arthur Hayes dalam esainya “Fatty Fatty Boom Boom” memperingatkan bahwa kebijakan moneter AS, yang terus “menyalakan mesin cetak uang”, akan memicu inflasi dan volatilitas pasar, menjadi katalis bagi kenaikan harga Bitcoin.
“Kondisinya mirip seperti tahun 2022,” ujar Hayes, merujuk pada ketakutan pasar dan kebijakan bank sentral yang longgar. “Mereka akan kembali mencetak uang. Lagi,” tambahnya. Ia memprediksi harga Bitcoin bisa menyentuh $150,000 pada tahun ini, sebelum altcoin mengikuti tren.
Baca Juga : Polres Pasbar Gencarkan Aksi Berantas Premanisme
Potensi Kontrol Modal AS dan Dampaknya pada Bitcoin
Hayes juga mengkhawatirkan potensi kontrol modal di AS, seperti pajak tahunan 2% atas aset investor asing, untuk mencegah pelarian modal.
“Trump bisa menghapus pajak penghasilan untuk mayoritas pemilih,” tulis Hayes, menekankan manfaat elektoral kebijakan tersebut. Namun, ia memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat menekan pasar obligasi AS jika investor asing menjual aset mereka, terutama jika imbal hasil obligasi 10 tahun mendekati 5%.
Bitcoin sebagai Aset Masa Depan
Hayes menyebut Bitcoin sebagai “hadiah dari Lord Satoshi” yang tidak bergantung pada sistem finansial tradisional. “Lord Satoshi telah menghadiahkan Bitcoin kepada mereka yang setia,” katanya.
Ia memperkirakan, jika 10% dari $33 triliun aset portofolio asing di AS dialihkan ke Bitcoin, pasar kripto akan melonjak signifikan. Oscar sepakat bahwa Bitcoin kini menjadi bagian penting dari portofolio investasi global. “Bitcoin bukan hanya soal harga, tetapi juga relevansinya dalam ekosistem keuangan masa depan,” pungkasnya.
Baca Juga : Asuransi, Perisai Finansial dan Kesehatan
Imbauan Hati-Hati bagi Investor
Meski optimistis, Oscar mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati. “Pergerakan harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh situasi global. Investor harus terus melakukan riset dan memahami risiko yang ada sebelum berinvestasi,” tegasnya.
Sentimen bullish di pasar kripto diperkuat oleh data Polymarket, di mana 80% pemilih memperkirakan harga Bitcoin hari ini akan mencapai rekor tertinggi baru, didukung spekulasi pembelian besar oleh MicroStrategy.
Disclaimer:
Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
Ikuti kami di Google News untuk informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain.
Baca Juga : Rahasia Dapatkan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Premi Murah
Facebook Comments