Sarilamak I KabaSumbar.net – Ninik-mamak dan cadiak pandai merupakan suluh bendang dalam nagari. Menjaga Adat sebagai tatanan kehidupan di Minangkabau menjadi tanggung jawab utama, agar “Warih nan ba jawek ( warisan Yang diterima ) tutua nan didonga “ ( tutur/ wasiat) tetap jelas , berkesinambungan, dan selalu terjaga keasliannya.
Hal ini disampaikan Awisman Dt Kondo (64th) salah seorang Ninik-mamak dari pasukuan Sambilan. dalam acara “Pelatihan Adat” Jum’at malam 25 Maret 2022. di Koto Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak, Kabupaten Limapuluh Kota Sumatra Barat.
Sikap dan prilaku penerapan adat harus ditunjukkan langsung dalam kehidupan sehari hari . Tujunannya agar keaslian Adat Minangkabau ini tidak tergerus dan terkontaminasi oleh kemajuan zaman. Adat akan bisa berubah dan rusak oleh politik atau kelalaian mesyarakatnya.” Cupak dituka urang panggaleh, jalan dialiah urang lalu ( Takaran beras ditukar para pedagang, jalan dialihkan arah oleh orang yang lewat di sana ). Tambah M. Yani Dt Majo Indo ninik-mamak ka IV-Suku Sambilan dari Jorong Air Putih.
Kegiatan ini telah berjalan enam bulan ini, diadakan bergiliran setiap minggunya. Penyelenggaraannya dari jorong ke jorong khusus dalam Kenagarian Sarilamak. Kali ini dselenggarakan di korong kampung Ninik-mamak ka IV suku Sambilan Darisman Dt Majoindo Nan Panjang. Yaitu di Koto jorong Ketinggian Sarilamak dengan topik “Pemakaian adat dalam keseharian.”
Tujuan kegiatan ini agar anak kemenakan tidak kehilangan arah. Atau merasa adat itu asing dan kuno. Sebab adat dipakai baru, harta dipakai usang. Ucap Febrialis Dt Sindo Kayo Spd yang sekaligus pengurus kegiatan ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ninik-mamak pemangku adat, dubalang, dan bundo kanduang. Juga tidak ketinggalan pemuka masyarakat dan codiak pandai berserta anak kemenakan dalam Kenagarian Sarilamak. Acara ini tampak semarak. Beragam pertanyaan seputar Adat sempat di bahas. Sehingga tidak terasa hari telah menunjukkan jam dua dini hari.
Saya suka kegiatan ini, kata Vickry Mulyanda salah seorang Mahasiswa hukum yang rutin menghadiri kegiatan ini. Kepada awak media, Mulyanda mengungkapkan bahwa “ternyata Adat Minangkabau kaya dengan filosofi dan petuah “. Hikmahnya sangatlah dalam. Ungkap Vickry Mulyanda
Apa yang disampaikan oleh pemangku adat lebih terang. Tidak sama dengan belajar dari buku. Karena ini langsung dari pemangku adat itu sendiri. Jadi pemaparannya lugas dan sangat jelas. Disarankan kiranya kegiatan ini terus dikembangkan pintanya pula.
Pemangku Adat harus mengupayakan kegiatan semacam ini terus berlanjut . Apalagi kami generasi muda telah banyak tersibukkan oleh lingkungan. Minat terhadap hal ini kurang. Tentu para ninik mamak mesti gigih merangkul generasi muda agar berminat menggali system nilai adat Minangkabau. Apalagi kemenakan seperintah mamak. Maka Mamak seyogianya menunjukkan “ irik nan batali” , artinya ninik mamak harus menjadi contoh yang bisa ditauladani Tukasnya.
Facebook Comments