Kecamatan Harau I Kaba Sumbar.net – Tahun Pemilu merupakan tahun yang dinanti -nanti oleh masyarakat terpelosok di pelbagai daerah di negeri ini. Penantian yang penuh harapan seperti itu, juga ditunggu-tunggu oleh segenap warga Jorong Buluah-Kasok di Kenagarian Sarilamak – Harau Kab.Limapuluh-kota.
Bagi mereka, tahun Pemilu bukanlah tahun buat pesta demokrasi semata. Harapan utama mereka hanyalah berharap bantuan perbaikan insprastrukur dan fasiltas umum di kampung mereka’ Meskipun sekali lima tahun, “kunjungan para Calon Kepala Daerah dan Caleg merupakan sesuatu yang kami nanti-nantikan”. Demikian diungkapkan sekelompok anggota masyarakat kepada awak media saat mengunjungi Jorong Buluah-kasok, baru baru ini.
Biasanya, menjelang hari-hari Pemilu, kata Apit (54), “silih berganti para Caleg mengunjungi Jorong Buluah-Kasok ini”. Sederetan janji dan ”umbuak umbai” terlontar dari wajah-wajah mereka yang penuh senyum itu. Setelah mereka menduduki kursi DPR, janji tinggal janji. Wajah ramah yang dihiasi senyum, berubah menjadi wajah kaku ketika dijumpai warga, tutur petani gambir itu.
Jalan ambruk, dan dipenuhi lubang-lubang yang membahayakan pengendara speda motor, terpaksa ditanggung warga bertahun-tahun, ungkap Redi(42), seperti halnya jalan poros utama Buluah-Kasok. Jalan tersebut sudah setahun yang lalu ambruk, tanpa ada perhatian Pemda maupun dari DPRD Kabupaten Limapuluh-Kota, tuturnya.
Perhatian Pemkab terhadap jorong Buluhkasok ini sangat minim. Jalan yang amblas tidak kunjung di perbaiki. Pihak Jorong telah berkali-kali menyampaikan hal itu melalui Pemerintah Nagari Sarimak. Baik Pemkab, DPRD dan Pemerintah Nagari setali dua uang. Masing-masing hanya berkunjung, jika mereka memerlukan dukungan suara buat meraih jabatan semata.
Dengan nada yang sama, Randa (27) pemuda setempat mengatakan bahwa, kemerdekaan yang diperingati setiap 17 Agustusan itu, bagaikan tidak sampai ke Buluah-kasok ini. Kampung kami tetap jauh tertinggal dari jorong-jorong yang ada di Kenagarian Sarilamak.
Bantuan-bantuan yang diberikan para caleg, hanya sebatas saat mereka butuh suara kami dalam Pemilu. Dan semua itu, hanya ada di saat mereka mensosialisasikan diri mereka. Ujarnya. Setelah itu, merekapun menghilang, tanpa bekas. Dan akan muncul lagi lima tahun ke depan, pungkasnya.
Sepertinya para pemimpin negeri ini hanya mengejar jabatan duniawi, dan mengabaikan hal yang ukhrawi, kata Imun ( 56 ). Menurutnya, orang yang berpeluang besar untuk mengerjakan perintah tuhan, justru berada pada seorang pemimpin. Dengan kewenangan yang dimilikinya pemimpin itu dapat mengabdikan dirinya terhadap Allah SWT secara lebih besar melalui pelayanannya terhadap khalayak masyarakat.
Sebaliknya, kata peria beranak tiga- yang dikenal sebagai pemuka agama setempat, bahwa Amanah Allah melalui kepercayaan masyarakat yang mendukungnya, akan menjadi laknat, jika diabaikan, tukasnya.
Facebook Comments