Beranda Peristiwa Supardi dan Tim Revitalisasi Situs dan Makam, Diancam Golok Dua Oknum. Benarkah...

Supardi dan Tim Revitalisasi Situs dan Makam, Diancam Golok Dua Oknum. Benarkah Timses Paslon Cawako Payakumbuh ?

Payakumbuh |kabasumbar.net- Supardi, mantan Ketua DPRD Sumatera Barat, kini Calon Walikota Payakumbuh bersama tim Revitalisasi Kementerian Kebudayaan serta Universitas Padang kegiatan menggali situs” budaya serta makam keramat yang ada di Koto Panjang Kec. Lampasi Tigo Nagari Payakumbuh lakukan survey ke lapangan, Minggu, 15/9/2024, nyaris celaka diancam dengan golok serta diusir dua oknum setempat.

Sepertinya Calon Walikota Supardi yang disebut- sebut berpeluang merebut simpati pemilih Kota Payakumbuh, telah di hajar kampanye hitam/ Black campaign
konon ditunggangi salah satu paslon Cawako.

Hal tersebut masih segar warga Kota Payakumbuh dikejutkan oleh aksi pendemo yang mengaku mahasiswa berunjuk rasa ke KPU Payakumbuh, meminta KPU mempertimbangkan penetapan calon Supardi, karena dituduh korupsi.

Lalu muncul lagi, aksi tidak terpuji yang dilakukan dua warga yang menghujat Supardi saat berziarah ke Surau Pondam Malin Putiah. Dua warga yang diduga pendukung salah satu paslon tersebut, tiba tiba muncul pada saat kegiatan hampir selesai, dan langsung mengeluarkan kata kata kotor.

Aksi dua warga itu diakui oleh Dedi Haryanto, Koordinator Relawan Supardi – Tri Venindra sebagai tindakan ancaman kepada orang lain..

Dedi, menyebut sebelum ziarah dilakukan, Supardi bertemu dengan ratusan masyarakat Latina di sejumlah tempat. Tidak ada perlakuan yang tidak pantas diterima Supardi pada.saat kegiatan tersebut.

“Sebelumnya Pak Supardi bertemu dengan masyarakat di salah satu kelurahan di Latina, hadir ratusan orang atas inisiatif mereka sendiri, disitu panjang diskusi tentang Latina ke depan demi kesejahteraan masyarakat, tidak ada yang aneh aneh,” ucap Dedi.

“Supardi beserta Tim dari UNP kemudian mengunjungi sejumlah situs di Koto Panjang, dan terakhir berziarah ke Surau Pondam Malin Putiah. Saat akan pulang muncul dua orang memaki maki sambil membawa golok,” sambung Dedi.

Dedi Haryanto menyebut dua warga Latina tersebut diduga kuat melakukan aksinya ditumpangi kepentingan politik, karena setelah kejadian kedua warga tersebut bertemu dengan Ketua Tim Sukses salah satu pasangan calon.

” Kami punya bukti foto, dua warga tersebut bertemu dengan timses salah satu paslon, pertemuan tersebut diduga setelah aksi yang mereka lakukan,” kata Dedi.

Atas peristiwa ini, Dedi menyebut, beberapa tokoh masyarakat dan niniak mamak sudah bertemu dengan Supardi untuk mengklarifikasi persoalan ini sekaligus meminta maaf atas kejadian tersebut.

Menanggapi cara kampanye yang menjatuhkan ini, banyak pihak yang mengimbau agar pasangan calon menjaga Pilkada yang bermartabat, dan berkampanye juga dengan cara bermartabat.

“Hindari politik kotor dan politik adu domba yang akan merusak suasana keamanan dan kenyamanan kota ini. Kami GRIB JAYA siap mengawal jalannya pilkada damai di kota ini,” kata Ketua GRIB Jaya Payakumbuh Dedi Hendri.

Sementara Supardi, Cawako, yang berhasil dimintakan tanggapannya, ” memang ada insiden tadi di Koto Panjang dalam. Kebetulan kami membawa tim dari UNP melihat lokasi makam ulama kita yang sudah tidak terawat. Dan hal itu mau direvitalisasi mereka. Tapi sayangnya ada dua oknum yang datang.

“Tapi Alhamdulillah waktu itu memang survey sudah selesai dan telah siap kembali pulang”.

Atas kejadian tersebut banyak hikmah positif kita dapati, sejak siang tadi dan barusan juga baru bubar tokoh- tokoh masyarakat Latina datang bergantian minta maaf, ujar Supardi.

Sementara, Eki Desmawan Dt.Tumbaro, dan Jimmi yang dituduhkan pelaku pengancaman, adalah tim sukses paslon lawan yang berhasil dimintakan kabasumbar.net, via ponselnya, ” membenarkan mereka yang telah menghadang serta menyuruh pergi Supardi beserta rombongannya, setelah bersosialisasi dengan beberapa orang warga di Koto Panjang, serta berziarah ke Surau Pondam Malin Putiah atau disebut juga Surau Sabital Qulub.

Diakuinya, di halaman Surau itulah mereka menumpahkan kekesalannya yang terjadi dua tahun yang lalu dan tidak kaitannya kendati kami timses paslon, demikian ujar Jimmi.

Mengutip sebuah portal berita, “Karena kejadiannya, pada tanggal 25 Juli 2022, Koto Panjang menghelat Alek Nagori berupa Open Turnamen Sepakbola Muda Stop di Lapangan Bola Kaki Koto panjang.

Pembiayaan Turnamen berasal dari Swadaya Masyarakat dan Bantuan Donator, Supardi saat itu masih menjabat Ketua DPRD Sumatera Barat termasuk yang dikirimi Proposal Bantuan oleh Panitia Turnamen.

Dua hari turnamen digelar, pada tanggal 27/7/2022, Ketua Panitia Eki Desmawan Dt.Tumbaro beserta 5 orang (Fd, Ry, Ds, Wd, Ad) diminta datang oleh Supardi ke Agam Jua Cafe.

Dengan senang hati, berangkatlah 6 orang Panitia turnamen ke Agam Jua Cafe (Koto Nan Ompek) untuk memenuhi ‘panggilan” sang Ketua DPRD Sumbar, Supardi.

Namun, Asa sepertinya mengkhianati harapan saat itu, bukannya bantuan Pembiayaan turnamen yang didapat, tapi malah mereka mendapatkan “Katan Indak Bakarambia” dari sang Ketua, Supardi.

Supardi kepada 6 Orang Panitia yang ditirukan oleh Dt.Tumbaro, “Pangulu di Kampuangnyo, disiko Ndak Ado Pangulu doh, lalu Supardi menyebut-nyebut “Jasanya” yang telah menggelontorkan 60 beasiswa ke Latina dan yang paling menyakitkan hati adalah saat Supardi dengan sombongnya mengatakan “tidak butuh suara Latina dan tanpa suara Latina dia tetap akan menang” Urai Dt.Tumbaro secara ringkas.

“Bagi kami (Panitia), Kejadian saat itu sangat membekas, sudahlah kami dimaki-maki, bantuan untuk Turnamen Nagori juga tidak dikasih” sesalnya.

“Karena Kami di Latina Orangnya Jujur-jujur, makanya saat Supardi datang ke Latina, Kami bertanya (di Surau) : Manga juo Apak datang Kamari lai, tapi apak Ndak butuh Suara Latina?, Pulanglah Apak Le! (Untuk apalagi Bapak Datang, tapi tidak butuh Suara Latina ?. Sudah pulang sana!)” Tukuk Dt.Tumbaro.

Jimmi yang mendampingi Dt.Tumbaro saat itu (di Surau), “Bagi Kami Anak Nagori Koto Panjang, Niniak mamak adolah Rajo Kaum dan Kami tidak terima “Rajo” Kami dipermalukan 2 tahun yang lalu, jadi kami sebagai Anak Nagori bukan pendendam, tapi kami tidak akan melupakan kejadian penghinaan, pelecehan kepada marwah Niniak mamak kami” imbuh Jimmi.

“Ibaratnya kami membalas perlakuan Supardi kepada Niniak Mamak, sekaligus mengirim pesan, bagaimana sakitnya dipermalukan didepan umum” Kata Jimmi lagi.(PJ)

Facebook Comments