Balung-kampar I Kaba Sumbar. net – Warga Desa Balung XIII Koto Kampar, kembali laksanakan Acara Bolimau Kasai Selasa (21/3). Acara tradisi pembersihan diri untuk memasuki bulan suci Ramadhan itu telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Hingga di era modern dan era digitalisasi ini, tradisi Bolimau di Desa Balung, masih terpelihara dengan baik.
Kegembiraan warga Desa Balung Bolimau Kasai menyambut Ramadhan pada selasa pagi itu, tergambar lewat kesibukan kaum ibu yang menyiapkan lauk pauk untuk dipersembahkan kepada niniak mamaknya masing-masing.
Talam yang berisi Ayam singgang , dan lauk-pauk istimewa pada pukul 10 pagi satu persatu mulai dipajang kaum ibu Desa Balung di atas kepalanya. Tanpa komando mereka berbaris tertib dan berpawai keliling kampung. Di bagian belakang barisan sejumlah pria dengan perangkat alat musik tradisi mengikuti mereka.
Sejumlah warga lainnya, menyusun posisi di belakang penabuh musik. Mereka itu terdiri dari para pendendang yang membacakan salawat nabi saat berpawai keliling kampung.
Nuansa agamis dan sacral, berkumandang dari dalam barisan Arakan itu. Di perjalanan, satu persatu, warga yang rumahnya dilewati arak-arakan lansung memasuki barisan arak-arakan.
Arak-arakan berhenti di halaman Balai Desa sekitar pukul 12.00 siang. Di sana semua makanan beserta lauk pauk dipersembahkan pada niniak mamak dan pemuka masyarakat yang sudah duduk menanti. Dan acara makan Bersamapun dilangsungkan.
Demikian meriahnya dan sukacitanya warga Baluang menjalani kegiatan Bolimau kasai itu. Suasana silaturahmi antar -sesama warga dan perantau, terjalin akrab.
Deikian antara lain prosesi mengarak Limau oleh warga Balung. Bagi Warga Desa Balung – yang terbilang sebagai desa terpelosok, “Balaimau kasai” itu diselengarakan sebagai suatu tradisi masyarakat setempat menyambut setiap datangnya Bulan Puasa Ramadhan.
Acara Balimau Kasai ini disambut gembira oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di seputaran Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar. Acara ini sudah menjadi kegiatan tradisi yang dilaksanakan secara turun – temurun oleh masyarakat Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar- Provinsi Riau.
Bolimau atau Berkeramas.
Kegiatan Bolimau ( berkeramas dengan Limau/Jeruk nipis ) merupakan peristiwa tahunan yang mereprentasikan pembersihan hati dan pikiran individu masyarakat Balung. Limau ( Jeruk Nipis ) itu digunakan karena Limau merupakan buah yang diyakini sebagai buah berasal dari surga, yang selalu digunakan masyarakat untuk membersihkan benda-benda yang sulit dibersihkan.
Dengan limau itulah, pada Bolimau Kasai, diharapkan, akan membersihkan diri warga Baluang, untuk menjalani puasa dan ibadah Ramadhan. Bersih dari sak wasangka dan dengki. Bersih dari rasa bersalah dan menyalahkan dengan saling bermaafan.
Dalam acara Arak Limau ini di ikuti Oleh seluruh Lapisan Masyarakat,Tokoh Adat,Tokoh agama, Pemuda dan Perangkat Desa Beserta turut hadir Babinsa Desa setempat.
Sebelum acara Balimau Kasai di laksanakan di Sungai Tingkai Desa Balung, Seremonial mandi Limau di Lakukan Oleh parah tokoh adat ( Niniek Mamak ) Dan Kepala Desa Balung.Dengan di laksanakan nya seremonial ini,berarti secara resmi Acara Balimau Kasai Desa Balung XIII Koto Kampar tahun 2023 resmi di buka.
Muhammad Ujud ( 36 ) Kepala Dusun Balung mengatakan Aaara Balimau Kasai ini akan “selalu kita laksanakan setiap tahunnya” Tradisi Bolimau Kasai ini, kata M. Ujud, disamping nialai agama, Bolimau Kasai ini memiliki nilai pendidikan bagaimana hidup berkampung dan berkorong.
Adat Nagari, paga nagari. Adat kampung, paga kampung. Pada moment Bolimau itulah, keharmonisan hubungan antar warga dan perantau akan terjaga. Diharapkan hubungan yang harmonis itu, menjadi pendorong bagi masing-masing untuk selalu mencintai kampungnya, yang pada gilirannya mendorong masing2 untuk membangunnya.
Untuk hal yang bernilai positif itu, maka tradisi Bolimau Kasai ini, menurut Kepala Desa Balung perlu di pertahankan. Tradisi ini, memilik nilai agama dan agar generasi penerus desa memahami bawa di desa Balung mempunyai tradisi acara Arak limau guna menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan.
Hal senada juga disampaikan Saprizal ( 48 ). Pemuka Adat ( Niniak Mamak-red ) ini mengatakan bahwa kegiatan Bolimau Kasai ini akan terus dilestarikan di Desa Balung ini. Tujuannya agar tradisi adat – Istiadat yang ada di Desa Balung tidak lapuk oleh hujan dan tidak lekang oleh panas atau tidak lenyap digerus modernisasi.
Peliput : Toni BL & Alen Editor : Young slomak
Facebook Comments