Beranda Ciloteh Palanta Surau Muliadi Katinggian Peran Gaib Dalam Dunia Nyata

Peran Gaib Dalam Dunia Nyata

Gaib
foto ilustrasi ( google )
Bagi sementara orang, hal yang gaib-gaib cenderung dinilai sebagai suatu hal yang bertolak belakang dengan logika dan dunia nyata. 

Antara yang gaib dengan yang nyata, kerap menjadi dua hal yang selalu diperdebatkan orang dalam diskusi diskusi palanta kampus ataupun palanta lapau.

Hal gaib, cenderung dinilai sebagai sesuatu yang mengada-ada dan tidak rasional. Seperti dialog berikut ini antara murid dengan gurunya.

“Guru !. Kajian guru cenderung terlalu ghaib dan tidak rasional”. Ujar murid pada gurunya.

“Bukankah yang sedang yang kami hadapi dan jalani, kehidupan yang nyata- nyata saja.?”  Tanyanya.

“Coba kau lihat Hp ku ini. Barangkali tidak ada sinyalnya,” pinta Guru, tanpa memperdulikan tanya muridnya.

Setelah dia melihat hp-guru, dia berkata, “Nah..ini kan sinyalnya ada Guru !.” Katanya.

Guru hanya tersenyum melihat wajahnya yang penuh tanda tanya.”Dari mana kau tahu,” Ucap guru.

“Ini kan ada tandanya.” Jawabnya. Sambil menunjukkan tanda sinyal di sudut atas Hp guru itu .

“Coba kau pegang dadamu !”, pinta guru pada si murid.

“ Apakah jantungmu berdenyut?”

“Tentu saja berdenyut Guru !. Jika tidak ada denyut itu, berarti saya sudah mati !.” Jawabnya sambil mentertawakan guru, karena mungkin dia menganggap guru itu mencandainya.

“Sinyal Hp dan yang mendenyutkan jantungmu itu,  Apakah itu tidak ghaib? Sebab yang dapat kau lihat dari Jantung dan HP ini, hanya tanda sebagai adanya hidup itu” Tanya guru .

Dia hanya mengangguk dan diam mencerna pernyataan si guru.

“Kalau jantungmu tidak berdenyut. Apa yang bisa kau perbuat?

Sama dengan Mobilmu itu,  jika tidak ada api dan listrik, bisakah dia berjalan? Dan pernahkah kau tau dari mana asal api itu?.

Dan akibat adanya Api itu mungkin bisa kau lihat jika mobil telah menyala. Akan tetapi sumber api itu, apakah tidak ghaib?”, ujar guru bertanya padanya.

Dia tidak menjawab, kecuali tercenung mendengar penjelasan guru.

“Sekarang aku ingin bertanya padamu, Dalam hidupmu, mana lebih berperan yang ghaib atau yang nyata?, Apakah yang nyata sebagai tanda itu, yang lebih banyak berperan,  seperti yang kau maksud tadi?” Tanyaku, seraya berdiri dan meninggalkannya untuk pergi berwudhu.

Penulis; Muliadi Ketinggian.                                                                                    Editor :Young Slomak

 

Facebook Comments