KabaSumbar – Selasar Masjid Istiqlal Jakarta hari ini dihiasi warna-warni budaya Minangkabau dalam acara bertajuk Minang Day. Tak hanya menghadirkan sajian kuliner dan seni tradisional dari Sumatera Barat, acara ini juga menjadi momen penting penandatanganan nota kesepahaman antara Masjid Istiqlal dengan Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Fokus kerja sama tersebut adalah peningkatan kapasitas pengelolaan masjid.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, yang hadir langsung dan membuka acara, menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh pihak Masjid Istiqlal kepada Pemprov Sumbar untuk menampilkan identitas budaya Minang di bulan Ramadan. Menurutnya, acara ini tidak sekadar seremoni budaya, melainkan juga bagian dari penguatan spiritual umat.
Ia mengatakan bahwa di mana pun orang Minang berada, masjid selalu menjadi tempat pertama yang mereka cari. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat aktivitas sosial bagi perantau Minang.
Gubernur Mahyeldi juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara dua masjid besar ini, terutama dalam pengembangan tata kelola masjid yang profesional. Ia turut mengajak warga Minang di perantauan agar terus berkontribusi untuk kampung halaman, misalnya dengan menjadi nasabah Bank Nagari, yang kini aktif mendukung berbagai proyek pembangunan di Sumatera Barat.
Sementara itu, dari pihak tuan rumah, pengurus Masjid Istiqlal, Buchari, menyampaikan bahwa pada Ramadan tahun ini Masjid Istiqlal mengusung konsep host daerah, dan Sumatera Barat menjadi provinsi pertama yang diberi kesempatan mengisi ruang ekspresi budaya tersebut.
Ia menambahkan bahwa salah satu tokoh yang menggagas pembangunan Masjid Istiqlal adalah Bung Hatta, tokoh Minang yang ikut membangun sejarah kemerdekaan bangsa. Hal ini menjadi simbol keterlibatan masyarakat Minang dalam sejarah Masjid Istiqlal.
Menurut laporan dari Hendri Hasbullah dari Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumbar, acara ini merupakan hasil pertemuan antara Gubernur Mahyeldi dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, yang juga menjabat sebagai Menteri Agama RI. Dalam pertemuan tersebut, muncul gagasan untuk menghadirkan budaya Minang di Masjid Istiqlal selama Ramadan.
Minang Day hanya berlangsung satu hari, dimulai setelah Salat Ashar dan berakhir setelah Salat Tarawih. Selain sajian kuliner berbuka khas Minang dan pertunjukan seni tradisional, penandatanganan kerja sama antar-masjid menjadi inti utama acara.
Berbagai tokoh turut menghadiri kegiatan ini, di antaranya Neng Fatimah selaku Kepala Sekretariat Masjid Istiqlal, Gusti Candra selaku Direktur Utama Bank Nagari, Mursalim dari Kabiro Adpim Setdaprov Sumbar, Taufikurrahman sebagai perwakilan dari Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Bradity Moulevy sebagai Ketua IKM DKI Jakarta, perwakilan dari Bundo Kanduang DKI Jakarta, serta Prof. Ilham Sentosa dari Universitas Kuala Lumpur.
Facebook Comments