KabaSumbar – Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk menghormati perjuangan Raden Ajeng (R.A.) Kartini, pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Perayaan ini dimeriahkan dengan upacara bendera, lomba busana adat, pidato, hingga unggahan inspiratif di media sosial. Untuk memperingati Hari Kartini 2025, berikut adalah tujuh amanat pembina upacara yang singkat namun bermakna mendalam, serta 40 slogan penuh semangat yang cocok untuk ucapan atau caption media sosial.
Hari Kartini resmi diperingati berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 108 Tahun 1964 oleh Presiden Sukarno, yang juga menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Tanggal 21 April dipilih karena bertepatan dengan kelahiran Kartini pada 1879 di Jepara. Berkat perjuangannya, perempuan Indonesia kini memiliki kesempatan setara untuk menempuh pendidikan tinggi dan berkarier di berbagai bidang.
Amanat pembina upacara menjadi elemen penting dalam upacara Hari Kartini, menginspirasi peserta dengan kisah hidup Kartini, perjuangannya, isu perempuan masa kini, serta cara meneruskan semangatnya. Di sisi lain, slogan Hari Kartini yang memotivasi dapat digunakan untuk menyebarkan pesan emansipasi melalui pesan pribadi atau unggahan media sosial.
7 Amanat Pembina Upacara Hari Kartini 2025
Berikut adalah tujuh contoh amanat pembina upacara Hari Kartini 2025 yang singkat, relevan, dan sarat makna:
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #1
(sumber: buku Mentari Pagi dan Pesan Inspiratif: Amanat Pembina Upacara oleh Khairul Umam MPd)
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang terhormat, Kepala Sekolah
Yang saya hormati, Bapak/Ibu Guru beserta staf sekolah,
Dan anak-anakku sekalian yang saya cintai.
Pada pagi yang berbahagia ini, marilah kita bersama-sama mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat dan penuh semangat. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa, karena kita memperingati Hari Kartini, sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia yang mengingatkan kita pada perjuangan seorang pahlawan perempuan, Raden Ajeng Kartini.
Anak-anakku yang saya banggakan,
Raden Ajeng Kartini adalah seorang wanita luar biasa yang telah membuka jalan bagi kemajuan kaum perempuan di Indonesia. Di tengah keterbatasan yang dihadapi oleh kaum perempuan pada masanya, Kartini dengan gigih memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang sama dengan kaum pria. Ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga masa depan seluruh perempuan Indonesia. Melalui surat-suratnya, Kartini menyuarakan keprihatinan dan harapannya akan masa depan yang lebih baik bagi kaumnya.
Hari Kartini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen refleksi bagi kita semua, terutama para perempuan muda, untuk menghargai dan melanjutkan perjuangan Kartini. Apa yang telah dirintis oleh Kartini memberikan kita kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, belajar, dan berkontribusi dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, baik dalam pendidikan, karier, maupun kehidupan sehari-hari.
Anak-anakku sekalian,
Semangat Kartini adalah semangat untuk terus maju dan tidak menyerah pada keadaan. Semangat ini harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing. Bagi para perempuan, jadilah sosok yang berani bermimpi besar dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Jangan biarkan apa pun menghalangi kalian untuk mencapai tujuan. Dan bagi para pria, hormatilah dan dukunglah perjuangan perempuan di sekitar kalian, karena kesetaraan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang adil dan maju.
Hari Kartini juga mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan. Kartini percaya bahwa pendidikan adalah jalan untuk membebaskan diri dari ketidakadilan dan keterbelakangan. Oleh karena itu, kalian harus serius dalam menuntut ilmu. Jadilah generasi yang cerdas, berwawasan luas, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Anak-anakku yang saya cintai,
Sebagai generasi penerus bangsa, kalian memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan cita-cita Kartini. Tidak hanya dengan mengukir prestasi, tetapi juga dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan. Mari kita semua, baik laki-laki maupun perempuan, bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses dan berkembang.
Demikian amanat yang dapat saya sampaikan pada upacara Hari Kartini kali ini. Semoga semangat Kartini terus hidup dalam diri kita, dan mendorong kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik. Terima kasih atas perhatian kalian. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #2
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru,
Yang saya banggakan anak-anak peserta didik,
serta seluruh peserta upacara yang saya cintai.
Hari ini, 21 April 2025, kita berdiri di halaman ini bukan sekadar untuk mengibarkan bendera merah putih, tetapi untuk mengenang dan menghargai semangat perjuangan seorang perempuan luar biasa: Raden Ajeng Kartini.
Kartini bukan pejuang dengan senjata. Ia tak turun ke medan perang. Tapi ia berjuang dengan pena dan pemikiran. Ia menembus tembok kebodohan dan penindasan dengan keberanian hati dan kekuatan kata-kata. Dalam masa ketika perempuan dipinggirkan, Kartini bersuara—dan suaranya menggema hingga kini.
Saudara-saudara yang saya cintai,
Emansipasi bukan hanya soal kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan atau pendidikan. Lebih dalam dari itu, emansipasi adalah kebebasan jiwa untuk tumbuh. Emansipasi adalah keberanian untuk berpikir, berbicara, dan berkarya—tanpa dikekang oleh stereotip dan batasan-batasan usang.
Kartini memperjuangkan agar perempuan bisa sekolah, bisa membaca, bisa memilih jalan hidupnya sendiri. Dan hari ini, perjuangan itu belum benar-benar selesai. Di banyak tempat, masih ada perempuan yang belum mendapat kesempatan yang sama. Maka tugas kita adalah melanjutkan perjuangan Kartini, bukan sekadar memperingatinya.
Anak-anakku,
Bagi kalian yang perempuan—jadilah Kartini masa kini: yang cerdas, berani, dan penuh cinta. Dan bagi kalian yang laki-laki—jadilah kawan seperjuangan, bukan penghalang dalam langkah perempuan untuk tumbuh dan bersinar.
Akhir kata, mari kita rawat semangat Kartini dengan aksi nyata: menghargai satu sama lain, menjunjung nilai keadilan, dan terus belajar tanpa lelah. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang memuliakan perempuan dan memberi ruang yang setara untuk semua.
Selamat Hari Kartini 2025.
Semoga semangat emansipasi tak sekadar dikenang, tapi benar-benar kita jalankan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #3
“Selamat pagi dan salam hormat untuk kita semua,
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta jajaran staf sekolah (nama)
dan anak-anak peserta didik yang saya banggakan.
Kita tidak hanya berdiri tegak di tengah lapangan untuk mengikuti upacara rutin hari ini. Hari ini, kita berdiri bersama sebagai saksi bahwa perjuangan seorang perempuan bernama R.A. Kartini telah membuka jalan yang kini kita pijak—jalan bagi perempuan untuk berdiri sejajar, berkarya, dan menentukan arah masa depannya sendiri.
Anak-anak yang saya cintai,
Perjuangan Kartini bukan hanya milik masa lalu. Perjuangan itu terus hidup, menjelma dalam langkah-langkah perempuan masa kini—mereka yang menjadi pemimpin, ilmuwan, petani, pengusaha, ibu rumah tangga, dan pendidik bangsa.
Perempuan masa kini bukan lagi sosok yang diam dalam bayang-bayang. Mereka kini menembus batas-batas tradisi, menghadapi tantangan global, dan tetap berdiri tegak dalam prinsip serta nilai-nilai luhur. Namun, perjuangan mereka tak selalu mudah. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi: ketimpangan, kekerasan, stigma sosial, hingga tuntutan ganda dalam peran.
Oleh karena itu, semangat Hari Kartini adalah panggilan bagi kita semua—baik laki-laki maupun perempuan—untuk terus mendukung keadilan dan kesetaraan. Kita tidak bisa bicara tentang kemajuan bangsa tanpa memastikan bahwa perempuan mendapatkan tempat yang layak dalam setiap lini kehidupan.
Kepada para siswi, jadilah perempuan masa kini yang tangguh: cerdas dalam pikiran, halus dalam hati, kuat dalam tindakan.
Dan kepada para siswa, hormatilah perempuan bukan karena mereka lemah, tapi karena mereka kuat dengan cara mereka sendiri.
Mari kita lanjutkan perjuangan ini bersama.
Bukan hanya dengan mengenakan kebaya satu hari dalam setahun, tapi dengan memberi ruang, mendengar suara, dan membuka jalan bagi perempuan untuk terus maju.
Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua mengingat bahwa kemajuan bangsa bukan terletak pada siapa yang paling kuat, tapi pada siapa yang saling menguatkan.
Selamat Hari Kartini 2025.
Mari kita hidupkan semangatnya, bukan hanya dalam kata, tapi dalam sikap dan tindakan nyata.
Terima kasih.
Salam semangat dan teruslah melangkah maju!”
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #4
(sumber: Amanat pembina upacara Hari Kartini 2024 SMA Sint Louis)
“Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat limpahan rahmat, taufik, dan hidayah dan KasihNya, kita dapat berkumpul di sini dalam rangka Peringatan Hari Kartini tahun 2024.
Peringatan Hari Kartini mengenang sosok Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat (RA Kartini). Peringatan Hari Kartini diambil dari tanggal kelahiran RA Kartini pada 21 April 1879 silam. RA Kartini dilahirkan dari kalangan bangsawan sebagai putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat selaku bupati Jepara masa itu, dengan sang istri, M. A. Ngasirah.
Kartini merupakan salah satu orang yang berjasa dalam bangsa kita, tujuan beliau berjuang agar kaum wanita mendapat hak pendidikan yang setara dengan kaum pria di masa tersebut.
Hal ini beliau lakukan karena hasil pemikiran beliau dan dari pengalaman yang diterimanya, karena masa itu kaum wanita sulit berkegiatan yang dilakukan di luar rumah, termasuk mengenyam pendidikan sehingga derajat wanita menjadi lebih rendah dari laki-laki.
Awal mulanya Kartini ditentang ayahnya ketika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi saat umur 12 tahun karena menurut ayah beliau hal tersebut sangat menentang aturan saat itu. Namun, ibu Kartini terus berjuang dengan keinginannya belajar agar setiap wanita memiliki hak yang sama seperti kaum pria, yaitu memperoleh pendidikan yang layak. Beliau meyakini bahwa setiap wanita menanggung tugas besar dalam kehidupan, karena wanita akan menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya nanti.
Dari pendidikan pertama itu, anak-anak kemudian akan menjadi penentu arah kemana negara akan berkembang. Oleh sebab itu, peradaban sebuah bangsa bergantung kepada seorang ibu. Perjuangan Kartini tidak mudah karena pemikirannya tersebut bertolak belakang dengan hal yang tidak umum pada masa itu.
Anak-anakku yang sangat saya banggakan serta bapak ibu guru dan karyawan, percayalah jika setiap kerja keras kita akan membuahkan hasil yang manis seperti halnya perjuangan ibu Kartini yang berhasil mengantarkan kaum wanita mengenyam pendidikan setinggi mungkin.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, marilah kita lanjutkan perjuangan ibu Kartini, terkhusus untuk anak-anakku para wanita, dengan cara mengejar cita-cita setinggi mungkin dan jangan sampai Anda sia-siakan perjuangannya, dengan cara belajar yang sungguh-sungguh. Sekarang tugas kalian kartini-kartini moderen mau di kembangkan talenta kalian dengan baik atau jalan ditempat terpuruk dalam keadaan.
Jangan lupa imbangi ilmu yang kalian dapat dengan adab watak dan budi pekerti yang baik serta yang paling penting utamakan adab sebelum ilmu saat anda menjalani hidup. Karena ilmu pengetahuan dan intelektualitas akan membawa keburukan apabila tidak diimbangi dengan adab yang lebih tinggi dari ilmu.
Sekian amanat yang bisa saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya. Semoga amanat ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kaum hawa selagi masih ada waktu. Semoga pula, kita para pria agar menjadi pihak yang dapat memuliakan perempuan. Akhir kata marilah menjadi kartini modern yang cerdas, humanis dan kreatif. Nilai-nilai yang dihidupi oleh kita warga SMA Sint Louis.
Buah nangka buah leci, kalau bukan kita, siapa lagi.
Salam Semangat.”
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #5
“Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru,
Yang saya hormati pula, Bapak/Ibu staf ketatausahaan, kewirausahaan, dan bimbingan konseling
Serta anak-anak yang saya banggakan,
Tanggal 21 April adalah momen istimewa dalam sejarah bangsa kita. Bukan sekadar tanggal, tetapi jejak perjuangan seorang perempuan luar biasa yang bernama Raden Ajeng Kartini. Hari ini, kita tidak hanya memperingati nama besarnya, tapi juga menelusuri perjalanan hidupnya yang penuh makna.
Kartini lahir di Jepara, pada 21 April 1879. Ia lahir dari keluarga bangsawan Jawa yang menjunjung tinggi adat istiadat. Saat kecil, Kartini mendapat kesempatan bersekolah di ELS atau Europeesche Lagere School. Namun, ketika usianya menginjak 12 tahun, ia harus menjalani masa pingitan, tidak boleh melanjutkan sekolah karena aturan adat pada saat itu.
Tapi di balik tembok rumahnya, Kartini tidak menyerah. Ia membaca banyak buku, belajar sendiri, dan mulai menulis surat kepada teman-temannya di Belanda. Dari sanalah lahir gagasan-gagasan cemerlang tentang pendidikan, kesetaraan, dan harapan untuk masa depan perempuan Indonesia. Ia mempertanyakan banyak hal yang dulu dianggap wajar, seperti larangan perempuan bersekolah, atau pernikahan di usia muda.
Kartini wafat dalam usia muda, 25 tahun. Tapi semangatnya tidak padam. Kumpulan surat-suratnya diterbitkan dalam buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, yang menjadi sumber inspirasi bagi gerakan emansipasi perempuan hingga hari ini.
Anak-anakku,
Dari Kartini kita belajar bahwa tidak ada batas bagi semangat. Meskipun tubuhnya terkurung adat dan dinding rumah, pikirannya melintasi zaman. Ia menunjukkan bahwa perempuan juga berhak bermimpi, berpendidikan, dan ikut membangun bangsa.
Hari ini, kita semua adalah penerus perjuangannya. Perempuan masa kini harus percaya diri, berilmu, dan mandiri. Laki-laki masa kini harus menjadi pendukung dan penguat, bukan penghalang. Emansipasi bukan soal siapa lebih hebat, tetapi tentang berjalan sejajar, saling menghargai, dan saling menguatkan.
Akhir kata, mari kita hidupkan kembali semangat Kartini, bukan hanya setiap 21 April, tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Mari menjadi generasi yang berani berpikir maju, memperjuangkan keadilan, dan membawa terang bagi sekitar kita.
Selamat Hari Kartini 2025.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #6
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua.
Anak-anak yang saya banggakan,
Hari ini kita mengenang Raden Ajeng Kartini, bukan hanya karena ia perempuan bangsawan, tetapi karena ia berani berpikir berbeda di tengah adat yang membatasi. Ia tidak menolak budaya, tapi ia melawan ketidakadilan.
Dari ruang pingitan, Kartini menyalakan cahaya. Dari surat-suratnya, lahirlah kesadaran bahwa perempuan juga punya hak untuk belajar, bermimpi, dan menentukan jalan hidupnya.
Hari ini, tugas kita bukan sekadar mengenakan kebaya atau menonton pawai. Tugas kita adalah melanjutkan semangat Kartini, dengan menempuh pendidikan setinggi-tingginya, menghormati perempuan, dan berjuang untuk keadilan di mana pun kita berada.
Semoga setiap langkah kita hari ini membawa terang bagi masa depan.
Karena habis gelap, benar-benar harus terbit terang.
Selamat Hari Kartini 2025.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Amanat Pembina Upacara Hari Kartini #7
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Selamat pagi anak-anakku yang saya banggakan,
Hari ini, 21 April, kita berdiri di bawah langit yang terang, mengenang sosok perempuan luar biasa yang pernah hidup dalam gelapnya batas adat dan ketidakadilan. Raden Ajeng Kartini, seorang wanita bangsawan dari Jepara, tak sekadar mencatat sejarah. Ia menorehkan semangat perjuangan yang terus bergema hingga hari ini. Dalam keterkungkungan masa pingitan, Kartini justru melahirkan gagasan-gagasan besar yang mampu mengubah pandangan dunia tentang perempuan Indonesia.
Kartini adalah bukti bahwa perjuangan tidak selalu harus dilakukan dengan senjata. Dengan pena dan pemikiran tajam, ia menuliskan kegelisahan dan harapannya melalui surat-surat kepada sahabat-sahabatnya di Eropa. Ia mempertanyakan, mengapa perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Ia bermimpi akan hari di mana perempuan bisa berdiri sejajar, dihargai bukan hanya karena rupa, tetapi karena akal, ilmu, dan hati nuraninya.
Surat-surat Kartini dikumpulkan dan diterbitkan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Bukan sekadar buku, tetapi lentera yang menyalakan semangat emansipasi perempuan. Ia tidak menolak adat, tapi menantang sistem yang mengekang. Ia tidak membenci laki-laki, tapi menginginkan kerja sama yang adil antara laki-laki dan perempuan. Di zamannya, itu adalah keberanian besar.
Anak-anakku, perjuangan Kartini bukan hanya soal perempuan bisa sekolah. Lebih dari itu, ia memperjuangkan kebebasan berpikir, hak untuk bermimpi, dan kesempatan untuk berkembang. Ia ingin semua perempuan mampu berdiri dengan martabatnya sendiri, tidak lagi terbelenggu oleh takdir yang ditentukan orang lain.
Kini, tugas kita adalah meneruskan api perjuangan itu. Perempuan masa kini harus berani menjadi pemimpin, pendidik, peneliti, pengusaha, atau apapun yang diimpikan. Dan laki-laki masa kini harus ikut menjadi bagian dari perjuangan kesetaraan, dengan mendukung, menghargai, dan saling menguatkan. Itulah makna emansipasi yang sesungguhnya.
Akhir kata, mari kita tidak hanya memperingati Hari Kartini sebagai sebuah seremoni tahunan. Mari jadikan ini momentum untuk menyalakan kembali semangat perubahan, keadilan, dan kemajuan. Karena seperti yang diyakini Kartini, setelah gelap, pasti ada terang. Dan terang itu, bisa datang dari siapa saja, termasuk dari langkah-langkah kecil kita hari ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
40 Slogan Hari Kartini 2025 yang Memotivasi dan Penuh Semangat
Untuk memeriahkan Hari Kartini 2025, berikut adalah 40 slogan inspiratif yang dapat digunakan sebagai ucapan, pesan pribadi, atau caption media sosial:
-
Dari Kartini, lahir keberanian tak terbatas.
-
Teruskan nyala Kartini, jangan biarkan padam.
-
Jadilah cahaya seperti Kartini, tak gentar menembus gelap.
-
Kartini adalah kita, ketika berani melangkah.
-
Bicara lantang, berpikir cerdas, bertindak nyata. Itulah Kartini!
-
Kartini menginspirasi, perempuan Indonesia hari ini membuktikan.
-
Bukan hanya memperingati, tapi membuktikan diri.
-
Kartini hidup dalam setiap langkah perempuan berani.
-
Kartini bukan hanya sejarah, tapi semangat masa depan.
-
Warisan Kartini adalah semangat yang tak lekang waktu.
-
Cerdas itu cantik, berani itu Kartini.
-
Perempuan berkarya, bangsa berjaya.
-
Tegak dengan ilmu, maju dengan keberanian.
-
Kartini tak hanya dikenang, tapi diteladani.
-
Perempuan hebat terlahir dari api perjuangan Kartini.
-
Setiap langkah perempuan hari ini, adalah gema perjuangan Kartini.
-
Habis gelap, perempuan memimpin terang.
-
Menjadi Kartini bukan tentang zaman, tapi tentang pilihan.
-
Kartini modern: berani beda, berani berdampak.
-
Dari pena Kartini, lahirlah masa depan.
-
Bangkit bersama Kartini, melaju tanpa ragu.
-
Langkah perempuan hari ini, adalah sejarah esok hari.
-
Perempuan kuat bukan tren, tapi warisan agung seorang Kartini.
-
Meneruskan mimpi Kartini: setara, mandiri, berdampak.
-
Semangat Kartini, semangat perempuan masa kini.
-
Tak harus jadi Kartini, cukup jadi perempuan yang berani.
-
Kartini zaman ini: bicara solusi, bukan hanya inspirasi.
-
Hidup hanya sekali, berjuang segigih Kartini!
-
Tulisan Kartini abadi, semangatnya menginspirasi.
-
Dari mimpi Kartini, lahir aksi nyata.
-
Kartini tajam lewat pena, Kartini masa kini berjuang di ruang digital.
-
Kartini menyalakan lilin, perempuan hari ini menyalakan obor.
-
Setiap suara perempuan, adalah gema semangat Kartini.
-
Perempuan berdaya, bangsa berjaya!
-
Kartini adalah semangat yang menembus zaman.
-
Terus berkarya, seperti Kartini mendobrak batas.
-
Perempuan adalah cahaya, Kartini adalah pelitanya.
-
Hidupkan Kartini dalam setiap langkah keberanian.
-
Kartini modern: berpikir bebas, bertindak bijak.
-
Dulu pena, kini aksi. Namun semangatnya tetaplah sama.
Demikian tujuh amanat pembina upacara dan 40 slogan Hari Kartini 2025 yang dapat menjadi inspirasi untuk memperingati perjuangan R.A. Kartini. Semoga semangat emansipasi terus terjaga dalam setiap langkah kita. Selamat Hari Kartini 2025!
Facebook Comments