BerandaUmmahAsal Usul Jamaah Tabligh dan Sejarahnya di Indonesia

Asal Usul Jamaah Tabligh dan Sejarahnya di Indonesia

Jamaah Tabligh merupakan salah satu gerakan dakwah yang berfokus pada penyebaran agama Islam. Gerakan ini berfokus untuk membimbing umat muslim supaya lebih taat menjalankan ajaran Islam.

Jamaah Tabligh menitikberatkan pada praktik ibadah yang benar, penguatan akhlak, serta upaya memperbaiki diri. Jamaah ini tidak terlibat dalam politik dan lebih menekankan metode dakwah yang damai dan persuasif.

Melansir laman UGM, ada enam prinsip asas dakwah Jamaah ini, yakni kalimah agung (syahadat), menegakkan salat, ilmu dan zikir, memuliakan setiap Muslim, ikhlas, berjuang fisabilillah (keluar/ khuruj).

Melansir laman NU Online, Jamaah Tabligh menjadi gerakan dakwah yang mempunyai pengikut dengan jumlah besar. Pengikutnya hampir ada di setiap negara baik yang dihuni, baik oleh mayoritas muslim maupun non-muslim.

Jumlah pengikut Jamaah Tabligh yang begitu banyak ini tak terlepas dari pemikiran yang diusung. Terdapat dua prinsip fundamental Jamaah ini, yakni tidak melibatkan diri dalam politik praktis dan tidak membahas masalah keagamaan yang bersifat khilafiyah.

Sejarah Berdirinya Jamaah Tabligh

Sejarah berdirinya Jamaah Tabligh perlu diketahui supaya dapat semakin mengenali gerakan dakwah satu ini. Asal usul Jamaah ini diawali dari pendirinya yang bernama syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh Muhammad Ismail, bermazhab Hanafi, Dyupandi, al-Jisyti, Kandahlawi (1303-1364 H).

Melansir laman NU Online, Ilyas dilahirkan di Kandahlah, sebuah desa di Saharnapur, India. Sebelumnya Ilyas adalah seorang pimpinan militer Pakistan yang belajar ilmu agama, menuntut ilmu di desanya lalu pindah ke Delhi hingga berhasil menyelesaikan pelajarannya di sekolah Dioband.

Setelah itu, ia diterima di Jam’iyah Islamiyah Fakultas Syari’ah selesai tahun 1398 H. Sekolah Dioband merupakan sekolah terbesar bagi pengikut Imam Hanafi di anak benua India yang didirikan pada tahun 1283H/1867M.

Perkembangan Jamaah ini kemudian sampai di Indonesia. Selain di Indonesia, Jamaah ini juga menjangkau berbagai wilayah di dunia. Format dakwah Jamaah Tabligh dirasa bisa mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh kapitalisme dan modernisme.

Berdasarkan laman NU Online, Jamaah ini tetap menimbulkan kontroversi karena sebagian kalangan menyatakan gerakan ini termasuk jaringan Islam garis keras. Di sisi lain, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Jamaah ini bersifat apolitis.

Perbedaan pandangan terhadap Jamaah ini disebabkan masih banyak hal tentang Jamaah Tabligh yang belum dieksplorasi. Hal ini cukup wajar terjadi karena Jamaah ini relatif kurang terbuka kepada publik.

Ciri-Ciri Jamaah Tabligh

Jamaah ini memiliki ciri-ciri tertentu yang membuat gerakan dakwah ini berbeda dengan gerakan lain.

Metode Dakwah dari Pintu ke Pintu

Jamaah ini melaksanakan dakwah dengan metode dakwah dari pintu ke pintu. Mereka mengunjungi rumah-rumah, masjid, dan tempat umum untuk mengajak umat Islam mempertebal keiamanan.

Tidak Berorientasi Politik

Jamaah ini menegaskan diri tidak berorientasi pada politik sehingga gerakan ini tergolong apolitis. Fokus Jamaah ini lebih pada pembinaan akhlak dan ibadah umat muslim.

Perjalanan Dakwah (Khuruj)

Ciri-ciri Jamaah Tabligh selanjutnya terletak pada metode perjalanan dakwah atau khuruj. Metode dakwah ini dilaksanakan dengan perjalanan dakwah dalam jangka waktu tertentu.

Mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Perjalanan ini difokuskan pada tujuan Jamaah ini untuk mengajak masyarakat kembali kepada ajaran Islam.

Penampilannya Sederhana

Ciri-ciri Jamaah Tabligh dapat diketahui dari penampilannya yang sederhana. Umumnya anggota Jamaah ini mengenakan pakaian yang sederhana, seperti gamis, serban, dan berjenggot.

Melansir laman NU Online, Jamaah Tabligh juga memakai serban dengan baju panjang sampai lutut, untaian tasbih atau tongkat di tangan. Selain itu, penampilan kaum lelaki Jamaah ini biasanya janggut berjenggot, dahi hitam, dan seringkali memakai wewangian beraroma minyak cendana, khas jemaah dari Asia Timur.

Menekanan pada Ibadah dan Akhlak

Jamaah ini menekankan terkait pentingnya salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan menjaga akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal ini disampaikan secara fokus oleh Jamaah Tabligh dalam gerakan dakwahnya.

Kondisi Jamaah Tabligh di Indonesia

Bagaimana kondisi Jamaah Tabligh di Indonesia saat ini? Keberadaan Jamaah ini di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970-an.

Jamaah Tabligh terus berkembang hingga saat ini. Jumlah pengikutnya juga cukup besar dan aktif menyebarkan dakwah di berbagai daerah.

Melansir laman NU Online, meskipun Jamaah ini tidak sepopuler ormas Islam, seperti Muhammadiyah atau NU, tetapi Jamaah ini terbilang mempunyai anggota yang cukup banyak. Anggota Jamaah ini juga bervariasi, seperti dari kalangan artis sampai tentara, kalangan profesional, dan dari banyak kalangan masyrakat lainnya.

Pusat markas Jamaah Tabligh di Indonesia berlokasi di Jakarta. Khususnya di masjid-masjid daerah Kebon Jeruk di Jl Hayam Wuruk, Jakarta Kota.

Metode dakwahnya menjangkau masjid-masjid dan mengajak umat muslim melaksanakan kewajiban agama dengan baik. Pendekatan dakwah yang diterapkan Jamaah ini memungkinkan mereka untuk mengajak umat muslim kembali pada nilai Islam.

Acara ijtima’ internasional Jamaah Tabligh dihadiri juga oleh rombongan Jamaah ini dari Indonesia. Gelaran yang sama juga diadakan di Medan, Lampung, Jakarta dan dihadiri oleh anggota Jamaah ini.

Pada tahun 2004, acara ijtima’ juga diadakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Desa Temboro, Kecamatan Keras, Magetan. Gelaran ini dihadiri sekitar 20.000 anggota Jamaah .

Saat itu, acara ijtima’ tersebut juga dihadiri oleh calon wakil presiden Yusuf Kalla. Acara ijtima’ itu merupakan permulaan dari khuruj yang menjadi program Jamaah Tabligh.

Demikianlah paparan ringkas perihal sejarah, asal-usul, dan pendiri Jamaah Tabligh. Sejarah dari Jamaah ini telah menjadi bagian dari perkembangan gerakan dakwah di Indonesia. Selain itu, sejarah ini juga menjadi catatan bahwa Jamaah ini, telah turut aktif dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -