BerandaEkonomiAkhir Perjalanan PT Tokai Kagu Indonesia: Karyawan Menangis Haru di Hari Terakhir...

Akhir Perjalanan PT Tokai Kagu Indonesia: Karyawan Menangis Haru di Hari Terakhir Operasi

KabaSumbar – Hari Rabu, 20 Maret 2025, menjadi momen yang tidak akan dilupakan oleh para pekerja PT Tokai Kagu Indonesia. Perusahaan yang telah bertahun-tahun bergerak di bidang produksi alat musik, khususnya piano, akhirnya menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya. Keputusan ini sekaligus mengakhiri perjalanan perusahaan yang berlokasi di kawasan MM2100, Kabupaten Bekasi.

Imbas dari penutupan ini, sebanyak 195 karyawan harus menerima pemutusan hubungan kerja (PHK). Tidak ada amarah atau protes besar, justru yang terlihat adalah suasana haru penuh emosi. Para karyawan berkumpul untuk mengucapkan salam perpisahan. Ada pelukan, air mata, dan lagu-lagu kenangan yang mereka nyanyikan bersama sebagai bentuk ungkapan hati.

Pabrik yang dulunya penuh dengan aktivitas kini berubah menjadi tempat kenangan terakhir. Banyak dari mereka yang telah mengabdikan diri bertahun-tahun di perusahaan ini, menjadikan momen perpisahan begitu menyentuh. Ada yang datang membawa makanan, ada pula yang berbagi cerita, seolah ingin mengabadikan hari terakhir mereka di tempat kerja yang selama ini menjadi bagian penting dalam hidup.

PT Tokai Kagu Indonesia dikenal sebagai produsen piano yang memasok produknya ke pasar ekspor. Selama beroperasi, pabrik ini telah memberikan kontribusi dalam industri alat musik dan menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah signifikan. Namun, perubahan kondisi ekonomi dan tantangan global yang semakin berat membuat operasional perusahaan tidak lagi dapat dipertahankan.

Belum ada pernyataan resmi yang mendalam dari pihak manajemen mengenai penyebab spesifik penutupan, namun sejumlah sumber menyebutkan bahwa tekanan ekonomi dan turunnya permintaan global menjadi salah satu pemicunya.

Kini, para mantan pekerja harus memulai lembaran baru. Bagi sebagian besar dari mereka, pabrik ini bukan sekadar tempat mencari nafkah, melainkan juga rumah kedua. Meski berat, mereka tetap mencoba melangkah dengan kepala tegak, membawa pulang kenangan, pengalaman, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -